Tuesday 21 July 2009

Era Kantor Virtual

SATELIT terbesar di dunia segera mengorbit. Transfer data akan semakin mudah, cepat, dan dalam kapasitas besar. Bersiaplah menyambut era kantor virtual.

Baru-baru ini, Inmarsat, operator satelit komunikasi raksasa asal Inggris, mengumumkan bakal meluncurkan satelit terbesar di dunia. Tak pelak, inilah “cermin” pemantul gelombang radio buatan manusia paling elok yang pernah dibuat. Selain ukurannya cukup jumbo, sebesar bus, satelit itu juga memiliki kemampuan lima kali lipat dibanding para pendahulunya.

Menurut korporasi yang bermarkas di Kota London itu, Alphasat I-XL, demikian nama proyek bernilai 260 juta euro itu dinamai, yang memiliki bobot enam ton tersebut disiapkan untuk meningkatkan layanan high-bandwidth (kemampuan transfer data), misalnya untuk internet mobile, di kawasan Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Afrika.

Inmarsat sendiri merancang Alphasat I-XL untuk menopang operasi satelit besar lainnya, I-4, yang telah diluncurkan oleh perusahaan pemilik jaringan broadband internasional lainnya, Bgan. “Kami percaya bahwa satelit ini akan memiliki kemampuan memantulkan gelombang lebih baik dalam meningkatkan kapasitas di suatu area dan mendongkrak kecepatannya,” ujar juru bicara Inmarsat, Chris McLaughlin.

Dengan diluncurkannya satelit raksasa itu, maka orang bakal dengan mudah memiliki kantor virtual yang bisa dioperasikan di seluruh penjuru dunia, baik di darat maupun di tengah laut. Hal itu dimungkinkan karena pelanggan satelit tersebut akan mendapatkan koneksi yang cukup besar hanya dengan menggunakan terminal seukuran laptop. Tak heran pula jika pasar yang diincar oleh entitas bisnis itu adalah pengusaha di perusahaan yang bergerak di bidang maritim, petrokimia, para pekerja pertolongan pasca-bencana alam, dan jurnalis.

Misi untuk meluncurkan Alphasat I-XL sebenarnya kelanjutan dari sebuah program pengembangan teknologi antara Eropa dan Prancis (Esa dan Cnes). Alphabus, demikian program tersebut biasa dikenal, dirancang untuk menghasilkan satelit generasi baru yang memungkinkan kalangan industri Eropa bersaing di pasar global, khususnya dalam menghadapi produk yang dilansir oleh industri luar angkasa Amerika.

Dan kelak, Alphasat I-XL akan menjadi satelit pertama yang menggunakan sistem Alphabus. Teknologi satelit baru tersebut menggunakan prosesor sinyal digital terbaru yang diproduksi oleh EADS Astrium. Perusahaan pembuat satelit ternama itu juga merancang kerangka dan merakitnya dengan bekerja sama dengan gergasi lain, Thales Alenia Space. Sementara “otaknya” dibuatnya oleh Stevenage dan Portsmouth Center.

Satelit ini, kata Dave Robson, juru bicara Astrium, memiliki kapasitas komunikasi lima kali lipat dibandingkan satelit Inmarsat-4. “Dengan kelebihan itu, kami dapat memuat data elektronik dengan luar biasa besar,” sahutnya.

Alphasat I-XL memiliki sebuah antena reflektor sepanjang 12 meter yang mampu menghasilkan tenaga listrik 12 kW serta memiliki umur teknis 15 tahun. Satelit tersebut menggunakan mesin ion yang lebih efisien dibandingkan dengan mesin yang ada selama ini.

Karena ukurannya yang cukup besar, diperlukan roket yang cukup bertenaga untuk meluncurkannya. Lantas, pilihan dijatuhkan kepada Ariane 5 ECA milik lembaga penerbangan Eropa. Rencananya, angkutan luar angkasa super itu beserta muatannya akan siap diluncurkan pada 2013.

Sebenarnya, awal November lalu, Inggris juga telah meluncurkan salah satu satelit raksasa terbarunya yang ditujukan untuk kepentingan militer. Skynet 5B, demikian proyek itu dinamai, direncanakan bakal beroperasi hingga tahun 2020 serta mendukung operasi angkatan bersenjata negara kerajaan itu.

Dengan satelit baru tadi maka kapasitas pengiriman data antarmarkas komando militer dapat menjadi semakin besar dan cepat, atau dua kali dari kemampuan yang ada sebelumnya. Selain itu, Skynet 5B juga dilengkapi dengan kemampuan bela diri. Sebagai misal, tahan terhadap gangguan laser bertenaga tinggi dan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan senjata nuklir (gelombang biasanya membuat sistem elektronik langsung KO).

Jepang Tak Mau Ketinggalan

Tak hanya itu, antena khusus yang ada pada Skynet 5B juga mampu membuat sinyal komunikasi menjadi kacau dan tersumbat. Di saat yang sama, bisa membuat jalur khusus yang terbuka untuk digunakan oleh para petinggi militer. “Angkatan bersenjata akan mendapatkan teknologi yang lebih maju dan cepat,” kata Malcolm Peto, petinggi Paradigm Secure Communications, perusahaan swasta yang mengembangkan teknologi tersebut.

Jika menengok ke belakang, perlombaan meluncurkan satelit berukuran raksasa kian panas setelah mengorbitnya Inmarsat-4 F2 pada November 2005 yang melayani komunikasi negara-negara Benua Amerika dan Samudra Atlantik. Sebelumnya, pada bulan Maret, mengorbit pula satelit jumbo yang memiliki jangkauan seantero Eropa, Afrika, dan Samudra Pasifik.

Negara di kawasan Asia pun tak mau ketinggalan. Jepang, misalnya, juga telah berhasil meluncurkan satelit geostasioner terbesarnya berbobot 5,8 ton pada akhir tahun lalu. Kiku Number 8, nama proyek itu, digagas untuk memperkuat daya terima sinyal telepon seluler di sejumlah daerah terpencil. Namun, satelit itu belum dimanfaatkan untuk kepentingan komersial.

Benar, bahwa di kota-kota besar telah tersedia jaringan kabel untuk melayani komunikasi yang sangat baik. Tapi, di tempat-tempat terpencil atau buat mereka yang selalu berpindah lokasi, layanan satelit akan menjadi satu-satunya pilihan. Dan akhirnya, dengan satelit yang makin besar dan canggih, layanan TV, internet, radio digital, high-definition TV, serta telepon bergerak generasi baru bakal semakin mudah didapatkan, di mana pun dan kapan pun.


Template by : Kendhin x-template.blogspot.com