Showing posts with label cosa aranda articles. Show all posts
Showing posts with label cosa aranda articles. Show all posts

Saturday, 15 March 2008

SEO Blogspot - Serupa Tapi Tak Sama?

Karena sadar diri sebagai Blogspotter newbie, saya hampir tidak pernah membahas masalah Blogspot di blog ini. Apalagi yang berkaitan dengan SEO. Pengalaman yang berhubungan dengan komunitas blog gratis tersebut pun paling-paling yang berhubungan dengan dummy blog semata. Namun kali ini saya tergoda untuk membahasnya karena satu-satunya blog “serius” (non-dummy) yang saya buat di Blogspot sejak beberapa minggu terakhir berhasil nangkring di posisi-posisi strategis mesin pencari (baca: ranking 1-2) untuk semua variasi kata kunci yang dikejar. Persaingan di masing-masing kata kunci itu sendiri berkisar antara 1 juta hingga 3 juta dengan target internasional. Sekarang yang menjadi pertanyaan, seperti apa sebenarnya SEO untuk Blogspot? Apakah sama saja dengan situs-situs biasa? Atau kah masih ada udang di balik batu yang harus ditangkap, digoreng, dan dimakan terlebih dahulu agar bisa menguasai ilmu per-SEO-an di Blogspot?

Sekali lagi, karena saya bukan master Blogspot, tulisan berikut ini adalah murni berdasar pengalaman dan pengamatan saya. Jika ada yang kurang sesuai, mohon diralat dan dikoreksi ya? :)

Kembali ke masalah udang Blogspot, sebenarnya sama sekali tidak ada perbedaan dalam proses SEO di Blogspot dengan situs-situs lainnya. On-page SEO dan backlink tetap yang utama.

Yang mungkin menjadi kendala adalah kurang luwesnya Blogspot untuk dimodifikasi. Karena merupakan layanan gratis dari pihak ketiga, mau tidak mau kita terganjal keterbatasan-keterbatasan yang mereka miliki.

Penulisan judul halaman dan meta tag misalnya. Dibandingkan dengan blog yang menggunakan script Wordpress di hosting sendiri, terasa sekali kurang optimalnya pemanfaatan kedua elemen tersebut untuk proses SEO Blogspot. Demikian pula kode-kode CSS yang pada template Blogspot rata-rata diselipkan di bagian header. Selain memperbesar ukuran halaman, juga mengakibatkan poin SEO untuk bagian header halaman berkurang.

Menurut kesimpulan saya pribadi, kunci utama SEO di Blogspot adalah pemilihan / penggunaan template yang tepat. Tidak sekedar menarik, namun juga search engine-friendly and SEO-optimized. Kenapa? Kembali lagi pada keterbatasan modifikasi pada mesin Blogspot, sehingga, suka tidak suka, porsi efek template yang digunakan menjadi lebih besar jika dibandingkan pada blog atau situs lain.

Beberapa hal lain yang patut dijadikan pertimbangan (di luar parameter-parameter on-page dan off-page SEO dasar):

  • Penggunaan meta tag description dan keyword.
  • Penggunaan label / tag.
  • Penggunaan label / tag cloud.
  • Penggunaan daftar archive.

Mungkin ada yang mau menambahkan?

Thursday, 13 March 2008

Berburu Produk Panas Dengan AmazonHunter

Dalam artikel “Tips Memilih Produk Afiliate Amazon” yang saya tulis beberapa waktu lalu (sebagai pendukung artikel “I Finally Know The Secret of Selling“), saya sudah memberitahukan beberapa parameter yang perlu kita pertimbangkan dalam menentukan produk Amazon apa yang sebaiknya kita promosikan. Namun, apabila media promosi yang kita gunakan adalah Google AdWords, sebenarnya masih ada lagi satu parameter yang harus diperhitungkan, yaitu kompetitor.

Sistem AdWords memang tidak melarang advertiser untuk menggunakan link affiliasi sebagai landing pages (halaman yang diiklankan). Namun, mereka tidak memperkenankan lebih dari satu iklan dengan Display URL yang sama muncul berbarengan di satu halaman. Dan secara otomatis, iklan dengan bid terbesar lah yang akan dipilih.

Yang menjadi masalah, apabila kita tidak membuat landing pages sendiri, maka Display URL yang kita gunakan adalah Amazon.Com (atau .co.uk, dsb). Apabila sudah ada kompetitor pada produk yang kita promosikan, dan kebetulan kompetitor tersebut juga mempromosikan link affiliasi Amazon-nya tanpa menggunakan landing pages tersendiri, maka akan terjadi bid wars. Mau tidak mau, kita terpaksa meningkatkan bid kita dan menambah budget promosi.

Untungnya, ada sebuah tool bagus yang dapat membantu kita dalam mencari produk-produk apa saja di Amazon yang bebas hambatan, alias tidak ada pesaingnya. Tool bernama AmazonHunter ini dijual dengan harga $89.95. Meskipun lumayan mahal, tapi nilai manfaatnya sangatlah besar.

Selain untuk memilih produk Amazon, AmazonHunter juga dapat membantu menciptakan template iklan AdWords untuk produk yang kita pilih. Kombinasikan dengan tool AdWords Editor, maka pekerjaan kita menjadi jauh lebih mudah dan efektif.

Berikut ini langkah-langkah penggunaan AmazonHunter:

  1. Jalankan AmazonHunter. Klik ikon Setting pada toolbar jika Anda ingin merubah setting terlebih dahulu.

    Free Image Hosting At ImageCows.Net

    Pada kotak dialog konfigurasi ini, Anda dapat merubah setting Amazon ID di masing-masing cabang Amazon, beserta default teks iklan AdWords-nya. Tekan tanda silang di pojok kanan atas kotak dialog untuk menyimpan perubahan setting yang Anda buat.

  2. Langkah paling awal adalah menentukan cabang Amazon, kategori produk yang ingin dicari, beserta setting filter lainnya, seperti range harga dan keyword.

    Free Image Hosting At ImageCows.Net

    Free Image Hosting At ImageCows.Net

    Free Image Hosting At ImageCows.Net

    Tekan tombol Start pada bagian Step 1 untuk memulai pencarian produk.

  3. Hasil pencarian produk akan muncul di tabel sebelah kanan.

    Free Image Hosting At ImageCows.Net

    Klik pada bagian Keyword masing-masing produk jika Anda ingin merubahnya. Kolom Keyword ini berfungsi untuk mengira-ngira kata kunci apa yang digunakan oleh orang lain dalam mempromosikan produk tersebut di AdWords. Jika sudah, tekan tombol Start pada bagian Step 2 untuk memulai langkah ke 2.

  4. Perhatikan tabel di sebelah kanan. Sekarang tabel sudah ter-update dan dilengkapi dengan informasi kompetitor Anda.

    Free Image Hosting At ImageCows.Net

    Pada contoh di atas misalnya, sudah ada 7 orang yang mempromosikan produk “PSP 2000 Console - Piano Black” (kolom # Ads) dan salah satu (atau beberapa) di antaranya mempromosikan link affiliasi Amazon mereka (kolom aff). Dengan demikian, produk ini tidak disaarankan untuk dipromosikan karena persaingannya terlalu ketat.

  5. Langkah terakhir adalah memanfaatkan hasil dari AmazonHunter untuk menciptakan iklan AdWords. Untuk memudahkan, AmazonHunter sudah menyediakan template-nya. Anda tinggal meng-copy-paste template yang secara otomatis di-generate oleh AmazonHunter ke dalam AdWords Editor. Selanjutnya adalah urusan Anda dan AdWords, hehehe.

    Free Image Hosting At ImageCows.Net

Semoga bermanfaat :)

Bukan Rahasia

Sekitar 3-4 minggu lalu, dalam waktu hampir bersamaan, ada 2 orang yang menawarkan “proyek” meng-SEO-kan situs mereka. Dengan bayaran tentunya. Kondisinya kedua situs yang ingin di-SEO-kan sejenis: sama-sama mentarget pasar lokal dan sama-sama memiliki saingan sekitar 50,000 - 100,000 untuk kata kunci utama. Alih-alih menerima tawaran-tawaran yang menggiurkan itu, saya menolaknya dan menganjurkan mereka untuk do it yourself. Inti yang saya sarankan hanya satu, perbanyak backlink berkualitas. Bisa dari situs social bookmark (yang tidak di no-follow), menebar komentar di blog, maupun dengan membuat dummy blog. Itu saja.

Reaksi kedua orang tersebut, sebut saja si A dan si B, berbeda.

Si A memilih untuk memaki-maki saya dan menuduh saya pelit untuk berbagi ilmu SEO. Belum puas, ia juga meninggalkan kata-kata kasar di blog ini. Untungnya kena jeratan akismet, hehehe.

Si B memilih untuk melakukan sesuai apa yang saya sarankan. 2 minggu kemudian, situsnya sudah nangkring di posisi 1-3 untuk hampir semua kata kunci yang ia kejar.

Moral dari cerita singkat ini, tidak ada rahasia apa pun dalam ber-SEO. Semua yang perlu Anda ketahui sebenarnya sudah tersaji di internet, termasuk di blog ini *promosi mode ON* Yang menjadi masalah tinggal sejauh mana Anda mau berusaha untuk memanfaatkan tehnik-tehnik SEO tersebut, serta jalan mana yang Anda pilih — jalan hitam atau putih.

Dan satu lagi, daripada membuang uang untuk menggaji saya untuk meng-SEO-kan situs Anda, sebaiknya berusahalah sendiri. Begitu Anda terbiasa dan merasakan sendiri hasilnya, berikutnya segalanya akan terasa mudah kok. Dijamin.



Story Marketing

Beberapa buku kepemimpinan mencatat suksesnya para pimpinan perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan loyalitas karyawannya melalui cerita. Ya, hanya bermodal cerita. Bukan yang fiktif tentunya, namun yang benar-benar terjadi dan berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan perusahaan tersebut. Salah satunya adalah Medtronic, sebuah perusahaan yang fokus di bidang kedokteran / medis. Kisah keberhasilan produk mereka dalam membantu menyelamatkan hidup orang lain berulang kali disematkan dalam benak puluhan ribu karyawan Medtronic. Alhasil, tidak hanya yang berinteraksi langsung dengan pasien saja yang dapat merasakan emosi dan perasaan orang-orang yang memanfaatkan produk mereka, bahkan karyawan sekelas manajer yang jarang berhadapan langsung dengan dokter atau pun pasien pun turut merasa bahagia apabila ada satu nyawa lagi yang berhasil diselamatkan.

Seperti dikutip dari buku “Around The Corporate Campfire” karangan Evelyn Clark (terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia, Januari 2007):

Jelas bahwa prestasi itu membuat para pemimpin dan pemegang saham Medtronic sangat bersemangat. Namun, itu bukanlah tujuan sesungguhnya mengapa para pegawai perusahaan ini datang bekerja setiap hari dengan bersemangat. Sumber antusiasme mereka dapat ditelusuri melalui beragam cerita, seperti yang dikisahkan beberapa tahun lalu di program liburan oleh seorang pria. Nyawa pria ini juga diselamatkan oleh perangkat pacu jantung Medtronic. Anaknya bekerja di Medtronic, bukan sebagai ilmuwan atau petugas penjualan, namun sebagai seorang manajer yang tidak terbiasa berinteraksi dengan para pasien atau dokter.

“Pada suatu malam, setelah beberapa lama bekerja di Medtronic, ia menelpon ke rumah,” ujar sang ayah kepada para hadiran. Mereka mengobrol, hingga kemudian anaknya berkata pelan, “Papa, hari ini aku menyelamatkan nyawa seseorang.”

Jelas sudah bahwa rangkaian kata yang bersumber dari kejadian nyata memiliki kekuatan untuk mempengaruhi atau mengubah pikiran dan memotivasi seseorang. Dalam banyak pengaplikasian, hasil akhir yang tercapai tidak hanya meningkatnya motivasi karyawan terhadap apa yang mereka kerjakan, namun juga turut mendongkrak hasil penjualan produk mereka.

Inilah yang dinamakan dengan Story Marketing atau pemasaran berbasis cerita.

Dalam internet business, Story Marketing dapat dianggap sebagai percabangan dari Article Marketing. Contohnya mudah, lihat saja sales page produk-produk digital yang bertebaran di dunia maya. Rata-rata menceritakan pengalaman mereka dan juga manfaat yang mereka dapatkan setelah menggunakan produk tersebut. Ini ditambah pula dengan disertakannya beberapa testimoni yang mendukung.

Namun, berbeda dengan Article Marketing yang lebih memanfaatkan layanan-layanan article directory, Story Marketing justru akan lebih optimal hasilnya apabila diaplikasikan melalui blog atau forum. Atau komunitas lah pada intinya. Dengan berbagi cerita dan pengalaman kepada komunitas kita, maka tingkat awareness mereka terhadap produk yang kita ceritakan akan bertambah. Syukur-syukur kalau nantinya terjadi konversi.

Permasalahnnya, di Indonesia saat ini kebanyakan masih berfokus pada Article Marketing. Yang memanfaatkan media blog pun jarang sekali yang menulis berdasarkan pengalaman pribadi mereka. Kebanyakan hanya mempromosikan, bukan merekomendasikan. Tahu bedanya kan? :)

Misalnya begini:

  1. Join program affiliate XXX yuk, banyak produknya dan minimum payoutnya cuman $10. Daftarnya lewat referral link-ku yah.
  2. Kemarin aku baru daftar program affiliate XXX. Ternyata lumayan, banyak pilihan produknya. Setelah aku baca-baca lagi, minimum payoutnya juga cuman $10. Kayaknya perlu nih untuk dicoba. Ada yang mau coba bareng?

Jelas terlihat kan yang mana yang promosi dan yang mana yang merekomendasi?

Sayangnya, pasar Indonesia juga masih perlu diedukasi lagi untuk tidak gampang terpesona oleh strategi pemasaran yang mengandalkan angka dicetak tebal dan screenshot yang tampak asli. Sekali lagi, mana yang sekedar berpromosi untuk mendapat komisi dan mana yang merekomendasi secara jujur harus jeli dibedakan. Yang jelas tidak perlu down dan bunuh diri kalau Anda pernah jadi korban penipuan sales page, karena saya juga berulang kali pernah mengalaminya, hehehe.

Intinya, jika Anda memiliki sebuah blog, terutama blog bisnis, terapkanlah Story Marketing dengan sebaik-baiknya. Honest and based on true experience itu yang utama. Percayalah, keduanya akan membawa hasil yang optimal.

Eh, tapi jangan lupa untuk membangun komunitas terlebih dahulu yah :)



Optimasi Plugin bStat Dengan Memanfaatkan Remote Database

Entah sudah keberapa kalinya beban akses database saya dipermasalahkan oleh pihak hosting. Penyebabnya selalu sama, plugin bStat yang bak pisau bermata dua. Di satu sisi ia dapat membantu meningkatkan trafik natural ke situs kita, namun di sisi lain, pemakaian sumber daya databasenya yang lumayan besar membuat banyak web hosting enggan memberi ijin. Salah satunya yang cukup paranoid terhadap bStat adalah Dreamhost. Jadi jangan kaget kalau tiba-tiba plugin tersebut di-disable tanpa pemberitahuan oleh staff Dreamhost apabila kita nekat menggunakannya (terutama untuk situs yang berpengunjung lumayan ramai).

Sedikit curhat, setelah sempat menjadi kaum nomaden (alias pindah-pindah hosting) gara-gara bStat, beberapa waktu lalu saya sempat menemukan cara yang saya rasa bakal membuat keberadaan situs saya di satu web hosting menjadi permanen. Idenya sederhana, letakkan file-file Wordpress di satu server hosting dan databasenya di server hosting lain yang mendukung remote access.

Jika Anda ingin mencoba cara di atas, pastikan terlebih dahulu bahwa database di server hosting Anda dapat diakses secara remote. Tidak semua web hosting memperbolehkan hal ini. Salah satunya yang boleh adalah MediaTemple.Net dan Servage.Net

Cara ini sempat langgeng selama beberapa bulan.. sebelum akhirnya pesan peringatan yang membosankan itu muncul kembali. Lagi-lagi penggunaan bStat tiba di satu titik dimana aksesnya terlalu membebani server. Akibatnya, selama 2 hari terakhir salah satu situs kesayangan saya tidap dapat beraksi menyumbang dolar karena databasenya terkena skors (baca: suspended). Untuk berpindah hosting jelas tidak semudah membalikkan telapak tangan karena ukuran database saya mencapai 500MB (85%-nya adalah tabel-tabel milik bStat).

Namun mungkin pepatah lama itu benar apa adanya. Apabila menghadapi suatu masalah pelik yang mendesak, manusia akan dapat berpikir dan bekerja lebih cepat dari biasanya. Tiba-tiba saja terlintas untuk "memodifikasi" tehnik remote database sebelumnya dan menggunakan database sekunder (yang terletak di server hosting lain) khusus untuk menyimpan tabel-tabel milik bStat saja. Dengan cara ini, setidaknya beban akses database di server sekunder tersebut jauh berkurang.

Untuk implementasinya, pada dasarnya kita cukup membuat instance baru dari class WPDB (yang menangani pengaksesan database) bawaan Wordpress. Sayangnya, entah kenapa, penciptaan instance ini tidak bisa dilakukan melalui plugin (mengakibatkan fatal error), sehingga satu-satunya cara adalah dengan meng-hack core script dari Wordpress.

Berikut ini langkah-langkahnya:

  1. Siapkan database sekunder Anda (yang terletak di server hosting sekunder). Pindahkan tabel-tabel bStat (lupa namanya, ada 2 tabel dan nama keduanya berawalan "bstat_") ke dalam database sekunder tersebut.
  2. Buka file wp-includes/wp-db.php. Di bagian akhir, sebelum baris berikut:
    PHP:
  1. ?>

tambahkan:

PHP:
  1. if ( ! isset($wpdb2) )
  2. $wpdb2 = new wpdb(user, pass, dbname, host);

Sesuaikan nilai user, pass, dbname, dan host dengan informasi login database Anda di server hosting sekunder. Simpan file / upload.


  • Buka file wp-content/plugins/bstat.php. Ubah semua teks "wpdb" yang ada dengan "wpdb2". Simpan file / upload.
  • Selesai!
  • Tidak terlalu sulit bukan? Dengan sedikit susah payah di atas, sekarang Anda dapat tetap memanfaatkan keajaiban plugin bStat dan sedikit memperingan tugas SEO Anda (meskipun harus berkorban sedikit uang untuk menyewa server hosting tambahan).

    Semoga bermanfaat :)

    Direct Advertising - Bagian 3

    Akhirnya, sampai juga ke bagian terakhir dari mini seri artikel mengenai Direct Advertising di blog atau situs Anda. Setelah sebelumnya membahas mengenai dasar dari Direct Advertising beserta persiapan implementasinya, di bagian ketiga ini akan dibicarakan tentang tips dan trik mengoptimalkan penghasilan dari Direct Advertising pada situs atau blog Anda. Hampir semua langkah yang disarankan sudah terbukti dan terpercaya hasilnya, plus tambahan beberapa tips yang belum sempat saya implementasikan namun seharusnya merupakan hal yang wajib dikerjakan. Untuk follow-up-nya nanti, akan ada tutorial instalasi aplikasi OpenX (sebelumnya OpenAds) dan RevSense (jadi dibeli di CosaAranda.Biz untuk periode bulan Maret 2008 loh). Jadi bagi yang belum daftar, buruan daftar yah :)

    Siapkan Halaman Pre-Sell

    Halaman Pre-Sell yang dimaksud di sini adalah halaman yang memuat berbagai informasi utama tentang penawaran Direct Advertising di situs atau blog Anda. Halaman Pre-Sell haruslah dibuat se-informatif dan sejelas mungkin agar calon pemasang iklan menjadi tertarik dan berminat untuk membeli iklan di situs atau blog Anda.

    Beberapa hal yang wajib dicantumkan:

    • Deskripsi blog atau situs Anda. Jelaskan topik utama dari blog Anda (kalau pun blog gado-gado, tuliskan topik yang paling sering Anda bahas). Tidak perlu secara detil, yang penting dapat memberi gambaran mengenai produk apa yang cocok untuk diiklankan di blog Anda.
    • Statistik pengunjung blog atau situs Anda. Ini mencakup jumlah pengunjung unik harian, jumlah total impresi per bulan, statistik demografis pengunjung, dan bahkan profil pengunjung jika memungkinkan (profesi, jangkauan umur, jenis kelamin, dan lain-lain). Apabila situs atau blog Anda menggunakan program tracker, berikan tautan kepada log tracker tersebut agar pemasang iklan juga dapat mengeceknya.
    • Alexa Rank, PageRank, dan Technorati Rank. Meskipun tidak semua pemasang iklan memahami (dan mempedulikan) kegunaan tiga parameter ranking ini, namun sebaiknya sertakan pula informasi mengenai Alexa Rank, PageRank, dan Technorati Rank situs atau blog Anda.
    • Alasan mengapa memasang iklan di situs atau blog Anda menguntungkan bagi advertiser. Ajukan alasan-alasan yang dapat membuat calon pemasang iklan lebih yakin untuk beriklan di situs Anda. Manfaatkan sebaik-baiknya 2 poin di atas untuk “menjual” situs Anda.
    • Aturan direct ads yang berlaku di blog atau situs Anda. Misalnya, iklan produk atau situs apa saja yang diterima / ditolak, boleh tidaknya pemasang iklan mengganti iklannya di kemudian hari, dan sebagainya.
    • Jenis/ tipe / format direct ads yang tersedia. Cantumkan format-format direct ads yang Anda tawarkan, beserta ketentuan / aturan spesifik dari masing-masing format iklan jika ada.
    • Harga iklan dan metode pembayaran. Sertakan pula daftar harga yang tawarkan, termasuk metode pembayaran yang Anda terima. Sebaiknya sertakan alternatif pembayaran melalui Paypal atau E-Gold karena keduanya sudah menjadi alat transaksi yang sering digunakan di Indonesia.
      Bazazlaut pada komentar ini menyarankan untuk TIDAK mencantumkan harga pasti tentang iklan kita. Silahkan baca sendiri untuk mengetahui alasannya (masuk akal kok), dan silahkan tentukan sendiri pilihan Anda, mau mencantumkan harga atau tidak :)
    • Informasi kontak. Ini yang penting. Jangan sampai Anda tidak menyertakan informasi yang dapat digunakan oleh pemasang iklan untuk mengkontak Anda. Sangat disarankan untuk mencantumkan nomer telepon Anda karena masih banyak pemasang iklan yang lebih suka untuk mengkonfirmasi atau sekadar bertanya-tanya terlebih dahulu secara langsung meskipun informasi yang ada sudah cukup jelas.

    Ada satu yang perlu diingat. DON’T LIE! Apalagi dengan statistik pengunjung Anda. Ingat kata-kata Benjamin Disraeli (yang dipopulerkan oleh Mark Twain, si pengarang tersohor itu):

    There are three kinds of lies: lies, damned lies, and statistics.

    Mudah (dan menggoda) sekali untuk membohongi publik dengan statistik situs Anda. Tinggal edit sedikit, jadi deh log pengunjung yang 10x lipat dari aslinya. Namun apa gunanya apabila nanti advertiser kecewa, merasa tertipu, dan menyebarkan berita ke blogosphere bahwa tawaran iklan dari blog Anda hanyalah janji manis di atas mulut berbisa.

    On the other hand, DO WHITE LIES! Alih-alih mengatakan bahwa jumlah pengunjung Anda 3x lipat dari sebenarnya, beritahukan saja 2/3 atau 3/4 angkanya. Meskipun terlihat lebih sedikit, advertiser nantinya akan merasa lebih senang karena hasil yang ia dapatkan JAUH lebih baik dari yang Anda tawarkan. “Exceed their expectation“, kata para pemasar.

    Custom Ads / Bulk Ads / Discount Ads

    Ada kalanya advertiser menanyakan ketersediaan format iklan tertentu yang tidak kita tawarkan. Atau pula, minta agar iklannya diletakkan di posisi tertentu. Selama permintaan mereka tidak merusak kenyamanan dan keindahan blog Anda, tidak ada salahnya untuk menerima. Lumayan kan buat nambah-nambah beli krupuk? :)

    Selain itu, jangan lupa untuk memberikan diskon apabila ada advertiser yang berminat untuk membeli dalam jangka waktu panjang atau membeli beberapa format iklan sekaligus. Jangan pelit-pelit :)

    Tawarkan pula diskon untuk pelanggan lama. Di blog ini misalnya, meskipun harganya naik, pemasang iklan tetap bisa membeli spot iklan dengan harga pada saat mereka terakhir membeli, selama itu continous order dan hanya berlaku untuk iklan durasi bulanan.

    Iya, paragraf di atas itu sekalian promosi, hehehe.

    Statistik Iklan

    Selain statistik pengunjung, menyediakan statistik iklan bagi advertiser tidak kalah pentingnya. Itu sebabnya aplikasi-aplikasi pihak ketiga seperti OpenX dan RevSense sebaiknya digunakan. Cara install OpenX? Ya sabar dong, kan sudah dibilang menyusul :)


    Ada beberapa bagian yang sebelumnya sudah terekam di otak untuk dituangkan ke bagian terakhir mini seri artikel Direct Advertising ini namun tiba-tiba hilang. Jadi, jika ada yang merasa ada topik pembahasan yang terlewat, mohon disampaikan di komentar ya :)

    Internet Unlimited Murah Dengan Ceria

    Gara-gara diracuni oleh si pakar forex (sori bro, gak eruh situsmu opo), saya tergoda juga untuk menjajal paket internet dari Ceria. Selain harganya cukup bikin kantong lebih ceria (Rp 100.000,- satu bulan sepuasnya), saya juga sudah cukup muak dengan tagihan XL Xplore yang kian aneh bin ajaib (udah dibayar tapi ditagih terus). Nah setelah berjuang selama tiga hari (hari pertama gak ketemu alamatnya dan hari kedua counternya rame banget), akhirnya siang tadi cita-cita untuk ber-Ceria-ria tercapai. Well, lebih tepatnya malam ini karena ya baru sekarang ini saya menjajal internetnya. Berikut ini laporan singkatnya.

    Sebagai saluran telekomunikasi yang berjalan di jalur 450Mhz (CDMA), hasil test di atas tidak terlalu mengecewakan. Mengingat bahwa sebenarnya area rumah saya sudah diancam untuk tidak memperoleh sinyal dengan sempurna dan diwajibkan untuk menambahkan antena outdoor seharga seratus ribu ke dalam nota pembelian (tapi gak jadi dibeli karena ternyata mereka kehabisan stok antena, huehuehue). Namun setelah menghabiskan beberapa menit berkeliling kamar mencari “hotspot”, akhirnya ditemukan juga posisi yang sinyalnya selalu penuh sinchan

    Sialnya, posisi tersebut adalah tepat di atas bantal tempat tidur saya nangis

    Meskipun biaya internetnya cukup murah, namun tadi saya harus merogoh sejumlah 700 ribu dari kantong. Yang 600 ribu adalah untuk pembelian paket telepon rumah CDMA (Huawei ETS2058) + kabel USB + driver + kartu perdana. Sisanya untuk voucher isi ulang senilai 100 ribu.

    Kenapa harus membeli voucher isi ulang 100 ribu itu?

    Karena Ceria tidak menggunakan sistem berlangganan untuk internetnya. Jadi, apabila kita ingin memanfaatkan paket unlimited yang saya sebutkan di atas itu, kita cukup mengisi ulang senilai 100 ribu dan kemudian “membeli” paket tersebut di portal Ceria (http://internet.sampoernatelekom.com/). Sesaat setelah itu, secara otomatis kita akan mendapatkan jatah main internet sepuasnya.

    Untuk pilihan lain ada paket 30 jam (senilai 30 ribu) dan paket 60 jam (senilai 60 ribu).

    Teleponnya sendiri terus terang amat sangat mengecewakan kualitasnya. Terkesan murah, dengan tombol keypad yang gemuk dan gagang telepon yang mudah tergelincir dari penyanggahnya. Yang tidak kalah mengecewakan adalah layanan customer service-nya.

    Waktu membeli di kantor Ceria di Raya Gubeng tadi, CS di sebelah saya dengan kasarnya menanyakan kepada orang-orang yang sedang antri, siapa yang gilirannya untuk maju. Saking kasarnya, justru tidak ada satu pun yang mengaku kalau sekarang gilirannya, hehehe. Hebatnya lagi, tahu kalau dicuekin customer, si mbak itu malah memanggil-manggil (tetap dengan nada kasar) pak satpam yang sedang menerima telepon. Buntutnya ya sama aja, dicuekin. Alhasil dia akhirnya cuman ngedumel-ngedumel sendiri di balik counter, hehehe.

    Eh tapi CS yang ngelayanin saya tadi lumayan sip sih. Favoritnya Ali Topan dan Chempez banget ngacir Pensiunan pakar lendir Baladika juga saya rasa bakal demen ngacir ngacir Yang penasaran silahkan datang aja sendiri ke kantornya Ceria di Raya Gubeng. Mbak Sinta namanya

    Direct Advertising - Bagian 2

    Bagian kedua dari artikel mini seri Direct Advertising akan membahas lebih jauh tentang pengimplementasian konsep Direct Advertising. Hampir semua topik yang dibicarakan berikut ini berasal dari masukan teman-teman pada kolom diskusi artikel Direct Advertising bagian pertama lalu (bagi yang menanyakan cara install script OpenAds / OpenX, sabar yah, tunggu giliran). So, sebelum dimulai, saya ucapkan terima kasih atas sambutan dan tanggapan dari teman-teman sekalian, dan semoga, artikel mini seri ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amin.

    Kondisi Kondusif Untuk Memulai Direct Advertising

    Kalau ditanya kapan persisnya kita harus mulai menawarkan spot iklan di situs atau blog kita, terus terang saya sendiri tidak tahu pasti jawabnya. Tapi menurut kacamata gaib saya, kondisi yang paling tepat untuk mulai memasukkan unsur direct advertising ke dalam blog adalah setelah blog Anda berada dalam kondisi “aktif” dan “bergairah. Dalam artian, pengunjung yang datang tidak sekedar membaca artikel dan kemudian pulang ke rumah masing-masing, namun juga berkomentar dan memberi kritik atau masukan terhadap artikel tersebut.

    Bagaimana dengan jumlah pengunjung? Apakah dapat dijadikan patokan?

    Untuk saat ini YA, karena terus terang advertiser lokal (termasuk corporate) masih sering bolos dalam mata kuliah analisa pengunjung. Situs atau blog yang trafiknya besar otomatis dibayangkan dapat menghasilkan sales yang besar bagi produk mereka. Nyatanya? Perlu diperhatikan pula asal muasal pengunjung dan apa sebenarnya minat mereka.

    Contoh sederhana. Suatu blog menulis tentang “forex”. Entah kenapa, terjadi kecelakaan yang menyebabkan 95% pengunjung datang melalui kata kunci yang berhubungan dengan “monyet biru“. Tanpa pikir panjang, seorang advertiser mengiklankan software forex-nya di situs tersebut dengan harapan akan banyak pengunjung yang datang dan membeli softwarenya. Padahal, yang tertarik dengan forex hanyalah 5% saja dari total pengunjung yang datang.

    Nah untuk ke depannya, sah-sah saja untuk menggenjot jumlah pengunjung. Namun yang perlu diingat, kualitas pengunjung adalah yang utama. Kecelakaan boleh-boleh saja (namanya juga kecelakaan kan?), namun usahakan agar porsi pengunjung yang datang dengan minat sesuai topik blog atau situs yag bersangkutan jumlahnya jauh lebih besar. Lebih baik lagi apabila sebagian besar pengunjung tersebut adalah loyal visitor atau Pengunjung Berbasis Komunitas (PBK). Dan apabila komunitas sudah terbentuk, itu lah saat yang paling tepat untuk mulai mencari nafkah melalui direct advertising.

    Selain itu, beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan:

    • Pengunjung (unique visitor) per hari di atas 100.
    • Rutinitas update, setidaknya 2-3 kali dalam seminggu.
    • Tidak ada iklan dari jaringan iklan lain seperti Google AdSense, Adbrite, dan lain-lain. Kalau pun ada, letaknya lebih inferior atau di bawah Direct Ads yang kita tawarkan.
    • Alexa Rank, setidaknya di bawah 500,000.
    • Return visitor / loyal visitor, setidaknya 25% dari keseluruhan pengunjung.
    • Pengunjung nyasar (tidak sesuai topik), kurang lebih 25% maks.
    • Layout situs yang menarik dan tidak terkesan “kotor”. Rame boleh, asal bersih.
    Poin-poin di atas hanya pertimbangan menurut versi saya saja. Tidak ada patokan khusus mengenai syarat untuk boleh memulai direct advertising. Mungkin lebih baik jika Anda serahkan pada diri Anda sendiri, dan mencoba berposisi sebagai pemasang iklan.

    Posisi Menentukan Prestasi

    Apakah Anda mau membeli spot iklan yang letaknya di pojok kanan bawah halaman — jauh di bawah setelah melewati setumpuk badge norak? Tidak kan? Sama, saya juga tidak. Begitu pula pemasang iklan yang lain. Kecuali jika mereka sedang stress, hehehe.

    Pada saat Anda memutuskan untuk menerima direct ads, Anda harus paham bahwa situs atau blog Anda telah memiliki sebuah komunitas baru. Advertiser. Dan antara komunitas pemasang iklan dengan pengunjung harus lah tercipta kondisi yang saling menguntungkan. Simbiosis mutualisme kalau dulu guru sejarah bilang.

    Beberapa waktu lalu, ruang kosong di bagian kiri atas blog ini ditawar seseorang. Meskipun saya yakin beliau mau membayarnya dengan harga mahal, saya tetap tidak melepasnya. Bagi saya, lebih baik tempat itu kosong (dalam konsep desain kalau tidak salah ada prinsip empty space atau apa lah itu namanya) dan terlihat aneh daripada terisi namun menganggu pengunjung.

    So, aturan dasar mengenai posisi spot direct ads sudah jelas. Jangan sampai letak iklan tersebut mengganggu kenyamanan pengunjung.

    Kalau hanya berpegang pada aturan di atas tentu advertiser akan merasa rugi. Nah itu sebabnya ada aturan yang kedua. Yaitu, letakkan iklan pada posisi yang strategis dan PASTI terlihat oleh pengunjung.

    Contoh paling gampang adalah dengan meletakkan iklan pada bagian atas sidebar dan akhir artikel. Setiap pengunjung yang datang dan membaca artikel kita pasti akan melewati kedua tempat tersebut. Dan akibatnya, iklan yang berada di sana 99% akan terbaca atau terlihat. Urusan iklan tersebut diklik atau tidak bukan sepenuhnya urusan kita, karena juga bergantung pada sisi eye-catching dari iklan yang bersangkutan.

    Money Talks

    Seperti sudah saya jawab pada diskusi di bagian pertama (komentar ini dan ini), tidak ada patokan khusus mengenai harga iklan yang bisa Anda tawarkan. Zuka-zuka Anda saja. Mau mahal, mau murah, terserah saja.

    Kalau pun ingin sedikit ribet, kualitas trafik rasanya bisa dijadikan pertimbangan. Personal blog yang topiknya gado-gado dan, ya itu, personal, tentunya terasa aneh apabila menawarkan spot iklan dengan harga mahal (walaupun bukan berarti tidak akan ada yang beli). Sebaliknya, blog yang niched, dengan topik yang kebetulan persaingannya berdarah-darah, kemungkinan besar akan jadi incaran advertiser dan wajar saja untuk ditawarkan spotnya dengan harga agak mahal.

    Dan satu lagi, jika Anda menawarkan multiple ads, alias spot iklan dengan berbagai variasi format dan posisi, jangan lupa untuk memberi label harga bertingkat, dimana iklan dengan posisi lebih prioritas atau format yang lebih mencolok diberi nilai jual yang lebih tinggi. Begitu pula sebaliknya.

    Update TOS Google AdSense 25/02/08: Lebih Ringan, Lebih Menjanjikan?

    Selain dua hal yang membikin repot, ada beberapa perubahan lain yang dicantumkan oleh Google AdSense pada TOS (Terms of Service) mereka yang sedikit membawa sinar pengharapan di tengah kegelapan masa depan AdSense. Walaupun ‘liciknya’, perubahan-perubahan kecil (namun berdampak besar) tersebut tidak digarisbawahi pada pengumuman resmi Google di blog mereka. So, apa sajakah perubahan-perubahan tersebut?

    1. AdSense for Search sekarang boleh dipasang di halaman apa pun, termasuk halaman yang TIDAK ADA content-nya sama sekali alias halaman kosong.
    2. AdSense for Referrals sekarang boleh dipasang di halaman apa pun, termasuk halaman yang TIDAK ADA content-nya sama sekali alias halaman kosong.
    3. Unit iklan AdSense sekarang boleh dipasang di halaman Registrasi, halaman “Thank You”, halaman 404, halaman chat, dan bahkan EMAIL.
    4. Dalam satu halaman situs sekarang boleh dipasang unit iklan AdSense dari account yang berbeda, dengan catatan, jumlah total unit iklan yang tampil tetap memenuhi syarat.
    5. Unit iklan AdSense boleh dipasang bersamaan dengan iklan dari jaringan lain yang sejenis, seperti AdBrite, Bidvertiser, dan sebagainya. Ini sekaligus membatalkan efek dari perubahan TOS setahun yang lalu mengenai competitive ads.
    6. AdSense for Search boleh dipasang bersamaan dengan search box milik jaringan iklan atau PPC yang lain.
    7. Apabila kita ditawarkan untuk menjadi beta tester fitur AdSense yang baru, kita tidak diperbolehkan untuk menceritakan dan memberitahukan tentang hal tersebut kepada orang lain.
    8. Publisher tidak diperkenankan untuk meminta / memaksa pengunjung untuk mengklik tombol Play pada unit iklan video AdSense, termasuk mengklik sendiri tombol Play tersebut.
    9. Publisher AdSense bisa memodifikasi tampilan dari unit iklan AdSense maupun hasil pencarian AdSense for Search asal mendapat persetujuan dari pihak Google.
    10. Akun AdSense akan di-non-aktif-kan apabila publisher tidak mengakses akun tersebut selama 2 tahun berturut-turut.

    Secara keseluruhan, TOS Google AdSense yang baru ini lebih ringan dibandingkan dengan TOS mereka sebelumnya. Bukti bahwa Google AdSense mulai takut kehilangan publisher?

    Template by : Kendhin x-template.blogspot.com