Sejak menyediakan ruang iklan di blog ini pada pertengahan bulan Agustus 2007 lalu, entah sudah berapa banyak transaksi yang berlangsung antara saya dengan pemasang iklan. Bukan karena jumlahnya yang tidak terhitung lagi, tapi karena memang saya tidak menghitung jumlahnya, hehehe. Yang jelas, dapat dikatakan bahwa tawaran direct advertising yang saya berikan mendapat sambutan yang cukup baik. Tidak hanya dari kalangan advertiser, namun pula dari kalangan blogger yang beberapa sudah mencoba untuk menggarap ladang penghasilan yang masih tergolong jarang disentuh ini. BayuMukti.Com dan DuniaAnda.Com adalah dua contoh blog yang lapak iklannya sudah mulai laris.
Konsep Direct Advertising Dalam Blog
Sederhana saja. Pada sistem Direct Advertising, pemasang iklan langsung berinteraksi dan berhubungan dengan Anda. Ini jelas berbeda dengan konsep iklan yang menggunakan jasa perantara seperti layanan PPC dan PTR. Keuntungannya jelas. Selain uang yang masuk menjadi seluruhnya milik Anda (minus 2.5% buat amal :) ), kendali sepenuhnya di tangan Anda. Yang utama tentu saja adalah aturan main.
Dalam blog, Direct Advertising dapat diimplementasikan dengan cara menyediakan ruang iklan di bagian-bagian tertentu blog Anda. Selanjutnya, siapa saja yang berminat untuk mempromosikan produk atau situs mereka, dapat langsung mengkontak Anda dan membayar sesuai dengan ketentuan yang Anda berikan. Asik kan?
Satu lagi, bagi blog personal, apalagi yang berbahasa Indonesia, justru Direct Advertising lah yang lebih cocok untuk dikembangkan. So, tidak perlu memaksakan menulis hal-hal yang tidak dikuasai, atau menghalalkan copy-paste hanya untuk sekedar memperoleh content berbahasa Inggris. Cukup tulis apa yang Anda suka, dan biarkan Direct Advertising yang bekerja.
Direct Advertising = Racun?
Sebagian blogger saat ini masih menganggap bahwa memasang iklan di blog akan merusak “nilai luhur” dari blog itu sendiri. Blogger yang tersentuh iklan biasanya langsung dianggap sebagai blogger yang komersil (baca: mata duitan) dan sekedar ngeblog hanya untuk mencari dolar tanpa mempedulikan pembaca blog mereka.
Pendapat ini jelas tidak tepat karena ada perbedaan yang mencolok antara blogger dalam kapasitas orang yang memang berniat untuk ngeblog, dengan blogger dalam artian orang yang menggunakan blog (sebagai media). Dan dalam kasus ini, saya me-refer kepada blogger pada lingkup pengertian yang pertama. Oleh karena itu, apabila ada seorang blogger yang tidak mau atau takut memasang iklan di blognya karena khawatir konsistensinya dalam ngeblog terganggu, justru kadar keimanan ngeblog dari blogger itu sendiri yang patut dipertanyakan.
Lihat Bayu Mukti. Bocah SMA pemilik blog BayuMukti.Com ini tetap saja membahas topik-topik yang ia sukai — termasuk pula topik-topik gokil — meskipun blognya kini telah menganut paham Direct Advertising. Pemasang iklan pun tidak mempermasalahkan hal tersebut karena saat memutuskan untuk beriklan tentunya mereka sudah mengetahui persis apa isi dari blog tersebut. Apabila dengan menggunakan konsep Direct Advertising, Bayu berhak untuk menetapkan sendiri ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Saya sendiri juga tidak terpengaruh dengan adanya iklan-iklan yang kini marak bersliweran di blog ini. Saya tetap ngeblog di saat saya lagi mood, dan tetap ngeblog tentang topik yang saya ingin tulis. Termasuk postingan-postingan yang gak penting :)
Tool Pendukung Direct Advertising
Salah satu script backend terbaik untuk menangani proses Direct Advertising di situs atau blog Anda adalah OpenX (dulunya OpenAds). Selain gratis, script ini juga mudah untuk dipelajari dan mendukung berbagai format iklan, termasuk iklan teks dan iklan gambar / banner.
Selain OpenX, ada pula RevSense. Meskipun berbayar ($99), namun ia memiliki user interface yang lebih baik dan user friendly jika dibandingkan dengan OpenX. Yang paling TOPBGT, RevSense mendukung pula iklan berbasis contextual dimana iklan yang muncul akan disesuaikan dengan content halaman yang bersangkutan.
0 komentar:
Post a Comment