Gara-gara diracuni oleh si pakar forex (sori bro, gak eruh situsmu opo), saya tergoda juga untuk menjajal paket internet dari Ceria. Selain harganya cukup bikin kantong lebih ceria (Rp 100.000,- satu bulan sepuasnya), saya juga sudah cukup muak dengan tagihan XL Xplore yang kian aneh bin ajaib (udah dibayar tapi ditagih terus). Nah setelah berjuang selama tiga hari (hari pertama gak ketemu alamatnya dan hari kedua counternya rame banget), akhirnya siang tadi cita-cita untuk ber-Ceria-ria tercapai. Well, lebih tepatnya malam ini karena ya baru sekarang ini saya menjajal internetnya. Berikut ini laporan singkatnya.
Sebagai saluran telekomunikasi yang berjalan di jalur 450Mhz (CDMA), hasil test di atas tidak terlalu mengecewakan. Mengingat bahwa sebenarnya area rumah saya sudah diancam untuk tidak memperoleh sinyal dengan sempurna dan diwajibkan untuk menambahkan antena outdoor seharga seratus ribu ke dalam nota pembelian (tapi gak jadi dibeli karena ternyata mereka kehabisan stok antena, huehuehue). Namun setelah menghabiskan beberapa menit berkeliling kamar mencari “hotspot”, akhirnya ditemukan juga posisi yang sinyalnya selalu penuh
Sialnya, posisi tersebut adalah tepat di atas bantal tempat tidur saya
Meskipun biaya internetnya cukup murah, namun tadi saya harus merogoh sejumlah 700 ribu dari kantong. Yang 600 ribu adalah untuk pembelian paket telepon rumah CDMA (Huawei ETS2058) + kabel USB + driver + kartu perdana. Sisanya untuk voucher isi ulang senilai 100 ribu.
Kenapa harus membeli voucher isi ulang 100 ribu itu?
Karena Ceria tidak menggunakan sistem berlangganan untuk internetnya. Jadi, apabila kita ingin memanfaatkan paket unlimited yang saya sebutkan di atas itu, kita cukup mengisi ulang senilai 100 ribu dan kemudian “membeli” paket tersebut di portal Ceria (http://internet.sampoernateleko
Untuk pilihan lain ada paket 30 jam (senilai 30 ribu) dan paket 60 jam (senilai 60 ribu).
Teleponnya sendiri terus terang amat sangat mengecewakan kualitasnya. Terkesan murah, dengan tombol keypad yang gemuk dan gagang telepon yang mudah tergelincir dari penyanggahnya. Yang tidak kalah mengecewakan adalah layanan customer service-nya.
Waktu membeli di kantor Ceria di Raya Gubeng tadi, CS di sebelah saya dengan kasarnya menanyakan kepada orang-orang yang sedang antri, siapa yang gilirannya untuk maju. Saking kasarnya, justru tidak ada satu pun yang mengaku kalau sekarang gilirannya, hehehe. Hebatnya lagi, tahu kalau dicuekin customer, si mbak itu malah memanggil-manggil (tetap dengan nada kasar) pak satpam yang sedang menerima telepon. Buntutnya ya sama aja, dicuekin. Alhasil dia akhirnya cuman ngedumel-ngedumel sendiri di balik counter, hehehe.
Eh tapi CS yang ngelayanin saya tadi lumayan sip sih. Favoritnya Ali Topan dan Chempez banget Pensiunan pakar lendir Baladika juga saya rasa bakal demen Yang penasaran silahkan datang aja sendiri ke kantornya Ceria di Raya Gubeng. Mbak Sinta namanya
0 komentar:
Post a Comment